Jumat, 19 Februari 2010

WAWASAN KEDRAMAAN


· Drama, Teater & Sandiwara :

Ø Drama diambil dari kata Draomai (Yunani) yang artinya bertindak atau berbuat (perbuatan). Kata “drama” juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM).

Ø Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris,Seeing Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan.

Ø Kata Sandiwara berasal dari bahasa jawa, “sandi” berarti “rahasia”, dan “wara” atau “warah” yang berarti, “pengajaran”. konon dikemukakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro VII dari Surakarta.

Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. Teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton. Namun, teater selalu dikaitkan dengan kata drama. “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan lakon atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Jika “drama” adalah lakon dan “teater” adalah pertunjukan maka “drama” merupakan bagian atau salah satu unsur dari “teater”.

Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak bermain sebagai ayah dan ibu, bermain perang-perangan, dan lain sebagainya.

Teater merupakan institusi pendidikan alternatif (Ikranegara,1985), karena teater dapat mencerdaskan, membangkitkan pikiran kritis.

· Sejarah Singkat Teater

Asal Mula Teater

Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut;

- Berasal dari upacara agama primitif.

- Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya.

- Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita.

Rendra dalam Seni Drama Untuk Remaja (1993), menyebutkan bahwa naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang pendeta Mesir, I Kher-nefert, di zaman peradaban Mesir Kuno kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi.

· Unsur Pembentuk Teater

Unsur utama teater adalah naskah lakon, sutradara, pemain, dan penonton. Tanpa keempat unsur tersebut pertunjukan teater tidak bisa diwujudkan. Untuk mendukung unsur pokok tersebut diperlukan unsur tata artistik yang memberikan keindahan dan mempertegas makna lakon yang dipentaskan.

1. Naskah Lakon

2. Sutradara

3. Pemain

4. Penonton, selanjutnya :

5. Tata Artistik

Didalam teater sendiri memiliki fungsi, baik dari segi penonton atau pelaku, yaitu;

- Rekreatif (hiburan)

- Kontemplasi (perenungan)

- Auflarung (pencerahan)

PERKEMBANGAN TEATER INDONESIA

# Teater Indonesia

ü Teater Tradisional

sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara

kehidupan masyarakat kita. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir. Ada beberapa bentuk teater tradisional yang ada di daerah-daerah di Indonesia.

- Wayang

- Wayang Wong (wayang orang)

- Lenong

- Ketoprak

- Ludruk, dll.

# Teater Modern

Teater Transisi

Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan teater non-tradisi. Teater tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805 yang kemudian berkembang hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung Schouwburg pada tahun 1821 (Sekarang Gedung Kesenian Jakarta). Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti

budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum menggunakan naskah drama/lakon.

ü Teater Indonesia tahun 1920-an

Teater pada masa kesusasteraaan angkatan Pujangga Baru kurang berarti jika dilihat dari konteks sejarah teater modern Indonesia tetapi cukup penting dilihat dari sudut kesusastraan. Naskah-naskah

drama tersebut belum mencapai bentuk sebagai drama karena masih menekankan unsur sastra dan sulit untuk dipentaskan. Drama-drama Pujangga Baru ditulis sebagai ungkapan ketertekanan kaum intelektual dimasa itu karena penindasan pemerintahan Belanda yang amat keras terhadap kaum pergerakan sekitar tahun 1930-an. Bentuk sastra drama yang pertamakali menggunakan bahasa Indonesia dan disusun dengan model dialog antar tokoh dan berbentuk sajak adalah Bebasari (artinya

kebebasan yang sesungguhnya atau inti kebebasan) karya Rustam Efendi (1926).

ü Teater Indonesia tahun 1940-an

Pada tanggal 6 oktober 1942, di rumah Bung Karno dibentuklah Badan Pusat Kesenian Indonesia. Badan Pusat Kesenian Indonesia bermaksud menciptakankesenian Indonesia baru, di antaranya dengan jalan memperbaiki dan menyesuaikan kesenian daerah menuju kesenian Indonesia baru. Pada saat inilah pengembangan ke arah pencapaian teater nasional dilakukan. Teater tidak hanya

sebagai hiburan tetapi juga untuk ekspresi kebudayaan berdasarkan kesadaran nasional dengan cita-cita menuju humanisme dan religiositas dan memandang teater sebagai seni serius dan ilmu pengetahuan.

ü Teater Indonesia Tahun 1950-an

Realisme konvensional dan naturalisme tampaknya menjadi pilihan generasi yang terbiasa dengan teater barat dan dipengaruhi oleh idiom Hendrik Ibsen dan Anton Chekhov. Kedua seniman teater Barat dengan idiom realisme konvensional ini menjadi tonggak didirikannya Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) pada tahun 1955 oleh Usmar Ismail dan Asrul Sani. ATNI menggalakkan dan memapankan realisme dengan mementaskan lakon-lakon terjemahan dari Barat, seperti karyakarya

Moliere, Gogol, dan Chekov. Sedangkan metode pementasan dan pemeranan yang dikembangkan oleh ATNI adalah Stanislavskian.

ü Teater Indonesia Tahun 1970-an

Jim lim mendirikan Studyclub Teater Bandung dan mulai mengadakan eksperimen dengan menggabungkan unsur-unsur teater etnis seperti gamelan, tari topeng Cirebon, longser, dan dagelan dengan teater Barat. Peristiwa penting dalam usaha membebaskan teater dari batasan realisme konvensional terjadi pada tahun 1967, Ketika Rendra kembali ke Indonesia. pertunjukan bermula dari improvisasi dan eksplorasi bahasa tubuh dan bebunyian mulut tertentu atas suatu tema yang diistilahkan dengan teater mini kata (menggunakan kata seminimal mungkin). Pertunjukannya

misalnya, Bib Bop dan Rambate Rate Rata (1967,1968). Didirikannya pusat kesenian Taman Ismail Marzuki oleh Ali Sadikin, gubernur DKI jakarta tahun1970, menjadi pemicu meningkatnya aktivitas, dan kreativitas berteater tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota besar seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Ujung Pandang, dan lain-lain.

ü Teater Indonesia Tahun 1980 – 1990-an

Tahun 1980-1990-an situasi politik Indonesia kian seragam melalui pembentukan lembaga-lembaga tunggal di tingkat nasional. Ditiadakannya kehidupan politik kampus sebagai akibat peristiwa Malari

1974. Dewan-dewan Mahasiswa ditiadakan. Dalam latar situasi seperti itu lahir beberapa kelompok teater yang sebagian merupakan produk festival teater. Di Jakarta dikenal dengan Festival Teater Jakarta (sebelumnya disebut Festival Teater Remaja). Beberapa jenis festival di Yogyakarta, diantaranya Festival Seni Pertunjukan Rakyat yang diselenggarakan Departemen Penerangan Republik Indonesia (1983). Aktivitas teater terjadi juga di kampus-kampus perguruan tinggi. Salah satu teater kampus yang menonjol adalah teater Gadjah Mada dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Jurusan teater dibuka di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada tahun 1985. ISI menjadi satu-satunya perguruan tinggi seni yang memiliki program Strata 1 untuk bidang seni teater pada saat itu. Aktivitas teater kampus mampu menghidupkan dan membuka kemungkinan baru gagasan-gagasan

artistik.

ü Teater Kontemporer Indonesia

Teater Kontemporer Indonesia mengalami perkembangan yang sangat membanggakan. Sejak munculnya eksponen 70 dalam seni teater, kemungkinan ekspresi artistik dikembangkan dengan gaya khas masing-masing seniman. Gerakan ini terus berkembang sejak tahun 80- an sampai saat ini. Konsep dan gaya baru saling bermunculan. Meksipun seni teater konvensional tidak pernah mati tetapi teater eksperimental terus juga tumbuh. Semangat kolaboratif yang terkandung dalam seni teater dimanfaatkan secara optimal dengan menggandeng beragam unsur pertunjukan yang lain. Dengan demikian, wilayah jelajah ekspresi menjadi semakin luas dan kemungkinan bentuk garap semakin banyak.

……PENYUTRADARAAN……


Siapa sutradara itu?

Kedudukan sutradara itu seperti apa?

Apa saja tugas dan tanggung jawab sutradara?

Bagaimana urutan kerja sutradara?

Siapa sutradara itu?

  • Sutradara adalah pemimpin tunggal, jendral dari sebuah pertunjukan yang merencanakan, memutuskan mengarahkan, mewujudkan dan mempertanggungjawabkan.
  • Sutradara adalah seorang konseptor pertunjukan dan sekaligus seorang suhu atau guru.
  • Sutradara adalah seorang jendral dan prajurit yang baik.
  • Sutradara bukan pekerjaan main-main.

Apa saja tugas dan tanggung jawab sutradara?

  • Menentukan naskah
  • Melakukan pokok penafsiran
  • Memilih pemain dan crew
  • Mendidik dan melatih pemain
  • Memimpin dan mengkoordinasikan sebuah proses latihan
  • Mewujudkan dan mempertanggungjawabkan sebuah pertunjukan.

Dalam memilih naskah, sutradara mempertimbangkan apa saja?

  • Apakah tematik naskah dan premis cerita itu menarik?
  • Apakah naskah tersebut mampu menjadi jembatan perenungan pemikiran filsafat sang sutradara sebagai seniman?
  • Apakah naskah mampu mendobrak kemungkinan lahirnya sebuah artistic yang hebat, menghibur dan menyenangkan visualisasi diatas panggung.
  • Apakah naskah tersebut popular dan memungkinkan mendatangkan banyak penonton?
  • Bagaimanakah potensi dan daya dukung keaktoran dan crew yang kita miliki mampu memainkan naskah tersebut, termasuk perangkat lainya/pendanaan, fasilitas dan sebagainya.

Bagaimanakah urutan kerja sutradara?

  • Memilih naskah
  • Melakukan studi kelayakan dan penafsiran
  • Audisi
  • Presentasi/ diskusi pembahasan melalui bedah naskah
  • Pembacaan naskah
  • Casting
  • Pembacaan naskah dengan peranan yang agak pasti
  • Penggarapan blocking
  • Penggarapan detil
  • Latihan teknik
  • Latihan kostum dan tata rias
  • Latihan umum (GR)
  • Pementasan
  • Evaluasi dan refleksi

TIGA TAHAPAN KERJA BAGI SUTRADARA :

1. Tahapan penyikapan medan

(memperhitungkan kalkulasi positif dan negativ dengan cermat)

Kalkulasi bersifat positif :

  • Daya dukung naskah terhadap idealisme sutradara
  • Tingkat kekuatan pemain dalam membawakan perannya masing-masing
  • Sarana pentas yang memadahi untuk kebutuhan artistic
  • Pendekatan komunikasi dengan masyarakat penonton diluar pentas

Kalkulasi bersifat negatif :

o Tingkat kesulitan naskah berikut hambatannya

o Tingkat keterbatasan pemain dan crew

o Ketersediaan sarana pentas dengan berbagai kekurangan

o Kemampuan apresiasi masyarakat

2. Tahap perencanaan dan praproduksi

o Membuat kajian terhadap naskah, meliputi :

ü Kajian naskah (isi/misi)

ü Kajian sosok peran

ü Kajian teknik

o Plan (Perencanaan)

o Promt Book

o Set Plan Proses (schedule latihan)

o Presentasi konsep

3. Proses Produksi

  • Pembacaan 1, meliputi :

ü Latihan fisik

ü Latihan pembacaan naskah

ü Casting atas dasar latihan no.1 dan 2

o Pembacaan 2 (teknik pemberian isi)

o Penggarapan blocking

o Penggarapan detil

o Latihan teknik

o Latihan kostum dan tata rias

o Latihan umum (GR)

o Pementasan

o Evaluasi dan refleksi

Workshop Teater Ringin Chontong

6-7 Januari 2010

Picum

Kamis, 18 Februari 2010

Belajar Bermain Musik dalam Teater


Hidup=musik
Oleh: Tri Hastomo Ardi Nugroho

APAKAH MUSIK ITU????
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotism.
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.
Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:
• Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar;
• Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya;
• Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
Dari aspek kehidupan dapat disimpulkan musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.
Musik pada akhirnya meliputi empat komponen, yaitu :
1) komponis,
2) proses membuat karya,
3) hasil karya, dan
4) konteks dimana komponis membuat sesuatu.
Sedangkan kegiatan menghasilkan rangkaian bunyi melalui kegiatan olah vokal kita sebut kegiatan bernyanyi sedangkan kegiatan menghasilkan rangkaian bunyi melalui instrumen kita sebut bermain musik, seperti bermain gitar atau bermain piano dll.
Contoh Aliran Musik
• Musik klasik
• Musik rakyat/musik tradisional
• Musik keagamaan
o Gambus
o Kasidah
o Nasyid
• Blues
• Jazz
• Country
• Rock
• Musik populer
• Musik dunia

UNSUR-UNSUR DALAM MUSIK
Solmisasi :Tangga nada yang dijadikan dasar dari notasi musik
Bunyi, meliputi:
1.Pitch
Pitch atau tinggi rendahnya nada berkaitan dengan getaran atau frekuensi suara atau bunyi yang dihasilkan alat musik atau suara manusia. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit getarannya semakin rendah pula nada tersebut. Atas dasar itu, para ahli kemudian menetapkan takaran getaran untuk setiap nada yang memungkinkan kita mengenal tinggi rendah atau pitchnya. Berikut adalah gambar nada-nada dari yang rendah ke tinggi.
2.Dinamika
Perubahan tekanan lembut keras volume bunyi dalam bermain musik.
3.Timbre (warna suara)
Karakter suara atau bunyi dari instrumen musik(vokal & alat musik)
Media
Media atau sarana manusia bermusik adalah melalui vokal, instrumen (alat-alat musik) atau perpaduan antara vokal dan instrumen musik.
Ritme dan Irama
Irama secara sederhana adalah alunan nada-nada yang konsisten dan berulang-ulang dengan suatu pola tertentu walaupun panjang nada-nadanya berbeda-beda. Irama umumnya berkaitan dengan beat (ketukan), metrum (birama) dan tempo.
1.Beat
beat adalah lamanya suatu nada dinyanyikan atau dibunyikan. Satuannya adalah ketuk.
2.Birama
birama adalah pengelompokan ketukan menjadi beberapa unit hitungan. Birama ditentukan dari ketukan yang bertekanan (tesis) dan ketukan yang tidak bertekanan (arsis). Berdasarkan tesis dan arsis, disusun birama, yakni birama 2/4, birama ¾, birama 4/4, dan birama 6/8. tanda birama umumnya sudah tertera dalam partitur sebuah lagu.
3.tempo
tempo adalah kecepatan lagu, yaitu banyaknya ketukan (beat) dalam satu menitnya. Ukurannya adalah Metronom Maelzel (MM). Umumnya tempo dalam musik dibagi dalam tiga kelompok, yakni tempo cepat, sedang dan lambat.